Akhir-akhir ini gue dihantui dengan sinetron karena baik di rumah, maupun di rumah temen-temen gue selalu memutar sinetron saat gue sedang berniat untuk memandang tv (berhubung keseharian gue seringnya dihabiskan duduk terbelalak, ternganga, menangis, berteriak di depan netbook biru gue yang begitu tampan). Misalnya, saat suatu malam yang cerah dan baru balik dari kampus sambil makan, sepupu gue, sebut saja 'Wike' (nama sebenarnya), sedang duduk termenung dan penuh penghayatan menonton sinetron yang entah apa judulnya tapi mempunyai jalan cerita yang amat melankolis. Cerita lainnya saat gue sedang datang berkunjung ke rumah kontrakan salah satu temen gue, sebut saja 'Anggun' (nama sebenarnya pula), saat gue sedang menunggu dia untuk bersiap-siap pergi hotspotan, temen kontrakan dia, Tiara, sedang duduk termenung dan penuh penghayatan menatap sinetron yang jalan ceritanya sempat gue simak. Sepasang pria dan wanita yang akan segera menikah bernama Andra dan Miss (?) sedang merencanakan desain undangan mereka. Miss (?) tampak begitu antusias sementara Andra yang ternyata sudah mempunyai isteri bernama Rani, membentak Miss (?) yang antusias mendesain undangan mereka. Adegan berikutnya memperlihatkan Miss (?) mendatangi rumah si Rani, isteri sah-nya Andra, dengan tujuan untuk meyombongkan diri seputar pernikahannya dengan Andra. Kata-kata yang hingga kini membekas dalam benak gue yang ada dalam sinetron itu adalah "Dasar keluarga Kampungan!" Ya, kira-kira aktingnya begini. Sambil mengucapkan kata-kata itu dengan membentak dan nada penuh amarah, jangan lupa untuk membelalakan mata, maka anda sempurna untuk memerankan seorang tokoh antagonis (Yeeyyyyyyyyy!!!!!).
Balik ke inti pembicaraan kita. Sinetron, ya, sinetron, adalah penggambaran tentang kehidupan keseharian kita sebagai manusia di Indonesia dan terkadang mengandung banyak hikmah di balik ceritanya yang terkadang tak masuk akal. Jika Korea punya drama, maka Indonesia punya Sinetron. Ya, begitulah hidup terkadang sulit dan menyakitkan, bahkan sering digambarkan bagai papan catur tak bertuan. Ahhhhh sudahlahhhh.........................................................................................
Lanjut! Salah satu sinetron favorit gue yang selalu gue ikutin jalan ceritanya dan untungnya udah tamat adalah "Cinta Fitri" yang telah berhasil menelurkan lebih dari 5 season. Sinetron dengan cerita terpanjang dan terumit sepanjang sejarah pesinetronan tanah air. Tokoh favorit gue di sinetron itu adalah 'Mischa' diperankan oleh Dinda Kanya Dewi, salah satu peran antagonis terbaik sepanjang sejarah pesinetronan tanah air. Seperti cerita si Rani, Andra dan Miss (?) sebelumnya. Cinta Fitri juga menceritakan perjuangan Fitri (Shireen Sungkar) dalam mempertahankan bahtera pernikahannya dengan suaminya Farel (Teuku Wisnu). Ya, sebuah hikmah yang bisa gue petik dari sinetron ini adalah "Jagalah suami anda sebaik mungkin sebelum ia direbut oleh wanita lain". Tapi mungkin hikmah ini tidak sesuai dengan pegangan hidup gue dalam berpacaran karena selalu diutamakan kejujuran dalam hubungan pacaran bersama gue. Tidak, gue gak curcol, gue hanya memberikan pendapat! Intinya sinetron sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kehidupan keseharian kita asal jangan terlalu dihayati aja ceritanya. Misalnya gue, sekarang menjadi lebih berani bagaikan para artis antagonis dalam hidup jika dilecehkan seseorang dan sebagainya.
Ya, gue saranin nikmati saja sinetron itu sendiri walaupun terkadang ceritanya tidak manusiawi. Tapi setidaknya dapat menumbuhkan jiwa seni dalam diri kita masing-masing.
-Giovani Trixie S.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar