Ada
yang beranggapan baik dan buruk tentang salah satu fenomena alam yang satu ini,
pro dan kontra. Terlebih di negara-negara tropis. Contohnya saja negara gue
sendiri, Indonesia, yang notabenenya hanya memiliki 2 musim, yakni musim
kemarau dan musim penghujan, pertengahannya pancaroba yaitu bulan-bulan dimana
cuaca gak bisa diramalkan. Tapi, sepanjang tahun ini gue ngerasa kalau cuaca
sudah tidak dapat diramalkan lagi. Dibilang musim hujan karena sudah memasuki
bulan Oktober juga tidak karena kadang panas, kadang hujan, dibilang musim
kemarau juga tidak karena panasnya palingan 2-3 hari abis itu hujan lebat deh. Pancaroba?
Tidak juga karena cuacanya lebih labil. Oke. Gue gak bakal nulis tentang
pengertian apa itu hujan, kemarau, pancaroba, musim dan sebagainya karena gue
bukan seorang geologis. Gue hanya ingin menulis opini gue mengenai ‘Makna di
balik Hujan’ ini saja. Selamat membaca… J
Saat
gue menulis blog ini, gue lagi duduk menghadap netbook biru gue yang mungil di
samping jendela ruang tamu rumah gue yang menghadap langsung ke jalanan komplek
perumahan tempat gue tinggal, berselimut tebal dan diiringi dengan alunan kuat
rintik hujan deras di luar sana. Beginilah setiap kali saat hujan, gue selalu
penuh inspirasi dan ide untuk mulai menulis blog atau sekadar menggambar
sketch. Tapi, kalau datengnya males, sih, biasanya gue cuma terbaring seksi di
kasur sambil selimutan terus gak lama udah pules dengan cantik. Hehehe.
Gue
suka banget dengan hujan. Gue udah mulai suka dengan hujan sejak susah move-on
jaman SMA dulu terus pas gue ketemu sama pacar yang sekarang, gue jadi makin
suka sama fenomena alam yang satu ini. Walaupun banyak orang di kota gue, gak,
di negara gue malah, terkadang menyesalkan hujan itu sendiri dikarenakan
mengganggu kelancaran aktifitas. Ya, banyak pro-contra memang kalau sudah
menyangkut masalah hujan ini sendiri, terlebih hujan yang terus-menerus satu
harian atau setiap hari, itu semua jejaring sosial pasti udah pada penuh aja. Hahaha.
Pertanyaannya,
kenapa gue suka dengan hujan, padahal banyak orang yang membenci hujan
dibandingkan dengan panas? Allright.
The
rain is cool
Hujan
itu keren. Dia jujur tiap udah mau menjatuhkan titik-titik airnya ke bumi
dengan memberikan peringatan kepada manusia yang masih berkeliaran di
tempat-tempat terbuka dalam berbagai kesibukan dengan adanya guntur, petir,
angin kencang, awan yang mulai menghitam karena mendung, langit yang mulai
gelap, ya, hujan itu adalah fenomena alam yang sangat jujur, jika dibandingkan
dengan saudaranya si panas yang semau hatinya aja buat manusia-manusia di bumi
ini mengeluarkan keringat hingga gerah, lecek, kumal, dan bau. Saat hujan
berhenti juga dia tetap keren dengan meninggalkan keindahan dari fenomena alam
lainnya, yaitu pelangi yang hingga kini tetap dikagumi keindahannya.
Siapa
bilang kalau pas hujan kita jadi gak bisa bergaya maksimal? Salah besar tuh. Justru
pas hujan-lah kita, para manusia modis yang hidup di negara-negara tropis kayak
gini bisa dengan bebas menyalurkan selera fashion kita dalam pakaian-pakaian
tebal ala artis-artis Hollywood ataupun artis-artis Korea yang sekarang lagi
ngetren. Pake sweater misalnya atau jaket kulit, lebih sesuai kan daripada
dipaksain pake di bawah terik sinar matahari. Fiuuhhh. Buat para pengendara
motor juga tetap bisa modis kok, terlebih sekarang udah banyak banget jas-jas
hujan yang bermodel. Just keep your imagine of fashion run free, guys. Jangan biarin
si hujan merusak selera lo dalam fashion.
The
rain and love
Yups,
ini bagian yang paling gue senengin. Hujan dan cinta. Coba, deh, pada pantengin
di film-film atau drama-drama romantis misalnya. Apa adegan paling romantis dalam
film-film atau drama-drama romantis itu kalo gak dilamar di bawah hujan,
ditembak di bawah hujan, ciuman pertama di bawah hujan, hujan-hujanan romantis
bareng pacar, berteduh karena kehujanan di halte trus ketemu sama cowok cakep
yang kemudian minjemin jaketnya yang hangat karna gak tega liat kita kedinginan
atau payung yang tertukar setelah keluar dari bus dan karna payung yang basah
karena hujan itu pula bisa ketemu sama si pangeran idaman. Kesemua kisah romantis
itu pasti kebanyakan melibatkan si hujan sebagai bumbu romantisnya dan secara
tidak langsung karena itu pula banyak cewek yang membayangkan bagaimana
romantisnya kalau ada cowok yang melakukan hal-hal romantis kayak di film-film
dan drama-drama romantis itu bersama dia. Ya, klo ada cewek yang gak suka sama
hujan dan bahkan menghujat hujan itu sendiri itu tandanya dia bukan cewek romantis,
boys. Hehehe. Pendapat gue aja, sih, itu.
The
rain and song
Hujan
juga banyak dijadikan sebagai sumber inspirasi dari banyak musisi di seluruh
dunia. Dari Indonesia sendiri ada band Utopia yang mempopulerkan lagu berjudul ‘Hujan’
di awal-awal tahun 2000-an dulu (klo gak salah). Gue suka banget lirik
refreinnya. Ini dia “…aku ‘kan slalu bahagia saat hujan turun karna aku dapat
mengenangmu…”. Liriknya juga dalem banget,terlebih suaranya si vokalis juga
bagus, musiknya pas ala pop-rock gitu dan gue suka banget sama lagu mereka yang
satu ini. Kemudian dari sebuah band progressive metal, Hallooween, asal Amerika
Serikat juga punya 1 lagu yang berkaitan dengan hujan judulnya ‘When the rain
grows’. Gue gak tahu kapan tepatnya lagu ini dirilis karena gue juga gak
sengaja kedenger liriknya pas papa gue yang notabenenya fans berat musik-musik-nya
Hallooween muterin lagu ini. Gue juga gak hapal liriknya, tapi dari lirik yang
gue dengar secara langsung gue mengartikan bahwa ini lagu memiliki makna
tersendiri dan menjelaskan bahwa hujan adalah sebuah fenomena alam yang luar
biasa. Selanjutnya lagu tentang hujan yang paling terbaru tahun ini dinyanyikan
oleh seorang penyanyi cantik asal Korea Selatan, Lim Kim atau Kim Yerim?
(bingung siapa sebenernya nama cewek ini) berjudul ‘Rain’. Liriknya pake bahasa
Korea tapi gue udah baca romanzationnya yang dalam bahasa inggris bahwa lagu
ini menceritakan bahwa betapa indahnya hujan sebagai fenomena alam yang selalu
membuat para wanita menyukainya dari segi cinta. Bahkan, di dalam video clipnya
si Lim Kim menari-nari dengan payung merah di bawah rintik-rintik hujan yang
gak membuat dia terlihat lecek karena basah, namun membuatnya malah bagaikan
peri di bawah rintik hujan.
Nah,
masihkah hujan dianggap merepotkan dan menyusahkan aktifitas kita yang sibuk? Adakah
yang masih berpikir begitu?
Intinya,
karena hujan merupakan sebuah fenomena alam dan notabenenya salah satu ciptaan
tangan Tuhan, hendaknya kita selalu mensyukuri apapun yang diberikan oleh Yang
Maha Kuasa kepada kita, para manusia yang ada di bumi ini. Mencintai alam dan
melestarikannya. Dan jangan pernah mengeluh atau menghujat hujan lagi dong,
guys. Mau emang gak hujan selama bertahun-tahun kayak di Afrika sana. Mau menderita
kekeringan seperti saudara-saudara kita yang ada di benua tersebut. Gak, kan?
Maka
dari itu, syukuri dan cintailah semua yang ada di alam ini. J
-Giovani
Trixie S.-
Upin ipin kate, Opa bilang, hujan tu rahmat hehehe ^^
BalasHapusHi Giovani! Nice to visit your blog. Have you tried to share your blog via twitter by sharing each of your post to @updateblog, @Warung_Blogger, or @bloogers_group? Sure you have to follow them too in twitter. There will be a possibility to have more visitors by doing it :)
Ps. I decide to visit your blog after reading your answer in my questionnaire :)