Selasa, 29 Oktober 2013

lyrics Yoon Mi Rae 'Touch Love' ost The Master's Sun

 
Touch Love
Singer : Yoon Mi Rae
The Master's Sun ost 
<< intro >>
nae son kkeute geudaega
seuchimyeon chaga wotdeon
shimjange ongiga beonjijyo
salmyeoshi dagaga
gidae goman ship jiman
geudaewaui georineun
jobhyeo jijil anhneyo
 << refr >>
manjil suga eobseodo dwae
aneul sudo eobseodo dwae
Lonely love Yes I love you
nae unmyeong cheoreom
geudael neukkil su isseoyo

rallalla- ralla- ralla-
rallalla- ralla- ralla-
rallalla- ralla- ralla- ralla-
nae mam daheul su isseoyo
 <<intro >>
du soneul nae mireo
geudael jabgo shipjiman
deo meoreojil geot gata
geudae gyeoteul maem doljyo
 << refr >>
saranghal su eobseodo dwae
daheul sudo eobseodo dwae
Lonely love Yes I love you
nan meolli seodo
geudael bol suga isseoyo

manjil suga eobseodo dwae
aneul sudo eobseodo dwae
Lonely love Yes I love you
nae unmyeong cheoreom
geudael neukkil su isseoyo

rallalla- ralla- ralla-
rallalla- ralla- ralla-
rallalla- ralla- ralla- ralla-
nae mam daheul su isseoyo
Lonely love
<< close intro >>

sources : KROMANIZED.com

Senin, 21 Oktober 2013

Hujan, fenomena alam yang dipenuhi dengan berjuta kisah cinta



Ada yang beranggapan baik dan buruk tentang salah satu fenomena alam yang satu ini, pro dan kontra. Terlebih di negara-negara tropis. Contohnya saja negara gue sendiri, Indonesia, yang notabenenya hanya memiliki 2 musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan, pertengahannya pancaroba yaitu bulan-bulan dimana cuaca gak bisa diramalkan. Tapi, sepanjang tahun ini gue ngerasa kalau cuaca sudah tidak dapat diramalkan lagi. Dibilang musim hujan karena sudah memasuki bulan Oktober juga tidak karena kadang panas, kadang hujan, dibilang musim kemarau juga tidak karena panasnya palingan 2-3 hari abis itu hujan lebat deh. Pancaroba? Tidak juga karena cuacanya lebih labil. Oke. Gue gak bakal nulis tentang pengertian apa itu hujan, kemarau, pancaroba, musim dan sebagainya karena gue bukan seorang geologis. Gue hanya ingin menulis opini gue mengenai ‘Makna di balik Hujan’ ini saja. Selamat membaca… J
Saat gue menulis blog ini, gue lagi duduk menghadap netbook biru gue yang mungil di samping jendela ruang tamu rumah gue yang menghadap langsung ke jalanan komplek perumahan tempat gue tinggal, berselimut tebal dan diiringi dengan alunan kuat rintik hujan deras di luar sana. Beginilah setiap kali saat hujan, gue selalu penuh inspirasi dan ide untuk mulai menulis blog atau sekadar menggambar sketch. Tapi, kalau datengnya males, sih, biasanya gue cuma terbaring seksi di kasur sambil selimutan terus gak lama udah pules dengan cantik. Hehehe.
Gue suka banget dengan hujan. Gue udah mulai suka dengan hujan sejak susah move-on jaman SMA dulu terus pas gue ketemu sama pacar yang sekarang, gue jadi makin suka sama fenomena alam yang satu ini. Walaupun banyak orang di kota gue, gak, di negara gue malah, terkadang menyesalkan hujan itu sendiri dikarenakan mengganggu kelancaran aktifitas. Ya, banyak pro-contra memang kalau sudah menyangkut masalah hujan ini sendiri, terlebih hujan yang terus-menerus satu harian atau setiap hari, itu semua jejaring sosial pasti udah pada penuh aja. Hahaha.
Pertanyaannya, kenapa gue suka dengan hujan, padahal banyak orang yang membenci hujan dibandingkan dengan panas? Allright.

The rain is cool
Hujan itu keren. Dia jujur tiap udah mau menjatuhkan titik-titik airnya ke bumi dengan memberikan peringatan kepada manusia yang masih berkeliaran di tempat-tempat terbuka dalam berbagai kesibukan dengan adanya guntur, petir, angin kencang, awan yang mulai menghitam karena mendung, langit yang mulai gelap, ya, hujan itu adalah fenomena alam yang sangat jujur, jika dibandingkan dengan saudaranya si panas yang semau hatinya aja buat manusia-manusia di bumi ini mengeluarkan keringat hingga gerah, lecek, kumal, dan bau. Saat hujan berhenti juga dia tetap keren dengan meninggalkan keindahan dari fenomena alam lainnya, yaitu pelangi yang hingga kini tetap dikagumi keindahannya.



The rain and fashion
Siapa bilang kalau pas hujan kita jadi gak bisa bergaya maksimal? Salah besar tuh. Justru pas hujan-lah kita, para manusia modis yang hidup di negara-negara tropis kayak gini bisa dengan bebas menyalurkan selera fashion kita dalam pakaian-pakaian tebal ala artis-artis Hollywood ataupun artis-artis Korea yang sekarang lagi ngetren. Pake sweater misalnya atau jaket kulit, lebih sesuai kan daripada dipaksain pake di bawah terik sinar matahari. Fiuuhhh. Buat para pengendara motor juga tetap bisa modis kok, terlebih sekarang udah banyak banget jas-jas hujan yang bermodel. Just keep your imagine of fashion run free, guys. Jangan biarin si hujan merusak selera lo dalam fashion.

The rain and love
Yups, ini bagian yang paling gue senengin. Hujan dan cinta. Coba, deh, pada pantengin di film-film atau drama-drama romantis misalnya. Apa adegan paling romantis dalam film-film atau drama-drama romantis itu kalo gak dilamar di bawah hujan, ditembak di bawah hujan, ciuman pertama di bawah hujan, hujan-hujanan romantis bareng pacar, berteduh karena kehujanan di halte trus ketemu sama cowok cakep yang kemudian minjemin jaketnya yang hangat karna gak tega liat kita kedinginan atau payung yang tertukar setelah keluar dari bus dan karna payung yang basah karena hujan itu pula bisa ketemu sama si pangeran idaman. Kesemua kisah romantis itu pasti kebanyakan melibatkan si hujan sebagai bumbu romantisnya dan secara tidak langsung karena itu pula banyak cewek yang membayangkan bagaimana romantisnya kalau ada cowok yang melakukan hal-hal romantis kayak di film-film dan drama-drama romantis itu bersama dia. Ya, klo ada cewek yang gak suka sama hujan dan bahkan menghujat hujan itu sendiri itu tandanya dia bukan cewek romantis, boys. Hehehe. Pendapat gue aja, sih, itu.

The rain and song
Hujan juga banyak dijadikan sebagai sumber inspirasi dari banyak musisi di seluruh dunia. Dari Indonesia sendiri ada band Utopia yang mempopulerkan lagu berjudul ‘Hujan’ di awal-awal tahun 2000-an dulu (klo gak salah). Gue suka banget lirik refreinnya. Ini dia “…aku ‘kan slalu bahagia saat hujan turun karna aku dapat mengenangmu…”. Liriknya juga dalem banget,terlebih suaranya si vokalis juga bagus, musiknya pas ala pop-rock gitu dan gue suka banget sama lagu mereka yang satu ini. Kemudian dari sebuah band progressive metal, Hallooween, asal Amerika Serikat juga punya 1 lagu yang berkaitan dengan hujan judulnya ‘When the rain grows’. Gue gak tahu kapan tepatnya lagu ini dirilis karena gue juga gak sengaja kedenger liriknya pas papa gue yang notabenenya fans berat musik-musik-nya Hallooween muterin lagu ini. Gue juga gak hapal liriknya, tapi dari lirik yang gue dengar secara langsung gue mengartikan bahwa ini lagu memiliki makna tersendiri dan menjelaskan bahwa hujan adalah sebuah fenomena alam yang luar biasa. Selanjutnya lagu tentang hujan yang paling terbaru tahun ini dinyanyikan oleh seorang penyanyi cantik asal Korea Selatan, Lim Kim atau Kim Yerim? (bingung siapa sebenernya nama cewek ini) berjudul ‘Rain’. Liriknya pake bahasa Korea tapi gue udah baca romanzationnya yang dalam bahasa inggris bahwa lagu ini menceritakan bahwa betapa indahnya hujan sebagai fenomena alam yang selalu membuat para wanita menyukainya dari segi cinta. Bahkan, di dalam video clipnya si Lim Kim menari-nari dengan payung merah di bawah rintik-rintik hujan yang gak membuat dia terlihat lecek karena basah, namun membuatnya malah bagaikan peri di bawah rintik hujan.

Nah, masihkah hujan dianggap merepotkan dan menyusahkan aktifitas kita yang sibuk? Adakah yang masih berpikir begitu?
Intinya, karena hujan merupakan sebuah fenomena alam dan notabenenya salah satu ciptaan tangan Tuhan, hendaknya kita selalu mensyukuri apapun yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kita, para manusia yang ada di bumi ini. Mencintai alam dan melestarikannya. Dan jangan pernah mengeluh atau menghujat hujan lagi dong, guys. Mau emang gak hujan selama bertahun-tahun kayak di Afrika sana. Mau menderita kekeringan seperti saudara-saudara kita yang ada di benua tersebut. Gak, kan?
Maka dari itu, syukuri dan cintailah semua yang ada di alam ini. J

-Giovani Trixie S.-

Selasa, 15 Oktober 2013

Best drama ever : The Master's Sun

Holaaa!!! Udah lama banget gue gak ngurus ini blog yahhh. Ada problem sama laptop kesayangan gue ini jadinya gue gak bisa nge-blog, bahkan ber-soc-med pun gue gak bisa. Menyedihkan yaa. Itulah hidup kadang tdk adil. Apaan sih?!
Oke, to the point aja, gue baru aja nyelesein drama yang ceritanya keren abis dan membangkitkan otak penuh ide gue ini, The Master's Sun. Berikut sinopsis singkat dramanya :
Tae Gong Shil (Gong Hyo Jin) adalah seorang wanita cantik, cerdas, ramah dan begitu populer, namun setelah mengalami kecelakaan hebat ia berubah drastis menjadi seorang wanita yang pendiam, penyendiri dan juga lebih senang bergelut dengan dunianya yang baru, dunia arwah penasaran. Ia bertemu dengan Joo Joong Won (So Ji Sub) di tengah hujan lebat bermaksud menumpang dalam mobilnya di kala hujan lebat, yang kemudian ia mengetahui bahwa Joo Joong Won adalah seorang CEO dari sebuah pusat bisnis hebat bernama 'Kingdom'. Joo Joong Won yang ia rasa begitu berbeda saat pertemuan mereka pertama kali ternyata memiliki sebuah kekuatan unik yang kemudian ia manfaatkan untuk menjadi perisai pelindungnya dari para hantu seram yang selalu mengikutinya kemana-mana. Namun, tampak sadar kemudian Tae Gong Shil ternyata lalu jatuh cinta kepada sosok tampan, tinggi, namun  bersikap dingin dan angkuh seperti Joo Joong Won. Adapun Kang Woo (Seo In Guk), sosok pria tampan, macho dan keren yang dikirim oleh ayah Joo Joong Won untuk memata-matai siapa sebenarnya pelaku dibalik peristiwa tragis yang sempat dialami Joong Won saat ia masih seorang pelajar SMA, dan kemudian secara tak sadar lalu jatuh cinta sungguhan dengan Tae Gong Shil. Sementara, Tae Yi Ryung (Kim Yoo Ri) teman semasa SMA Tae Gong Shil yang kerap dijuluki Matahari Kecil, sementara Tae Gong Shil Matahari Besar, yang dikontrak menjadi model untuk 'Kingdom' juga secara tak sengaja mendapati dirinya jatuh cinta pada Kang Woo.
My Opinion about this drama
Keseluruhan jalan cerita drama memang dikemas luar biasa oleh penulisnya 'Hong Sisters' yang fenomenal. Gue sampe terkadang gak bisa mastiin ini akhir ceritanya bakal kayak gimana. Setiap episode memiliki ceritanya sendiri, hal itu yang buat gue benar-benar tertarik dengan isi drama ini. Tema ceritanya yang juga unik, yakni memadukan drama melankolis dengan horror itu juga merupakan ide yang luar biasa ditambah dengan bumbu romantis ala Korean drama sendiri menambah ketertarikan lainnya dari drama ini. Seorang pria tampan, kaya, cerdas, namun memiliki masa lalu kelam, pertentangan hebat dengan ayahnya sendiri? Itu penggambaran umum bagi tokoh pria utama di Korean drama (rata-rata), namun yang hebat ia kemudian bisa luluh juga dengan gadis aneh semacam karakter  Tae Gong Shil yang aneh, selalu terlihat pucat karena susah tidur dengan alasan diteror oleh hantu? Hahaha, cukup lucu juga. Ini kesan yang menarik banget dan gue juga memetik pesan dibalik ceritanya, yaitu seburuk apapun manusia, tetaplah ada sesuatu yang menarik darinya, ada lagi, sebuah pesan umum 'Cinta itu Buta'.Yap!
Gue kira ini drama ceritanya bakal begini-begini aja dan inti permasalahan drama ini juga baru gue dapetin dari episode ke-3 atau ke-4 itu yang si Tae Gong Shil ngelihat arwah Cha Hee Joo, bekas pacar Joong Won yang mati dalam sebuah kecelakaan tragis. Ya, intinya kedua insan ini, Tae Gong Shil dan Joo Joong Won menjadi dekat demi memecahkan teka-teki Cha Hee Joo yang sebenarnya. Sempat kaget saat gue tahu bahwa ternyata Cha Hee Joo memiliki kembaran, Hana Brown yang tinggal di Inggris dan ternyata bekerjasama dalam sebuah komplotan penculikan Joong Won yang membuat satu-satunya benda berharga peninggalan ibu Joong Won lenyap. Namun gue merasa agak ngawur sebenarnya cerita tentang Cha Hee Joo ini karena inti dari untuk apa dia menculik Joong Won itu kurang jelas. Kalo cuma karena 'cinta' dan 'cemburu' terhadap saudara kembarnya sendiri karena mendapatkan cinta Joong Won itu menjadi sedikit aneh jadinya. Tapi, ya, namanya drama wajar-wajar aja, sih kalo ceritanya begitu mah. Hehehe.
Kemudian gue agak sedikit kesal dan membenci karakter Tae Gong Shil waktu dia memutuskan untuk meninggalkan Joong Won sendirian demi mencari apa penyebab dirinya dapat melihat hantu seperti sekarang ini. Secara, nih, ya. Dia udah susah payah dapetin cintanya Joong Won yang tulus itu. Dicaci-maki sana-sini. Berusaha untuk selalu bertahan demi cintanya pada Joong Won, tapi kenapa lalu dia milih untuk bohongi perasaannya sendiri dan pergi dari Joong Won. Pada bagian ini, gue ngerasa banget kekecewaannya si Joong Won dan gue juga ngerasain banget perasaannya si Tae Gong Shil, gimana capeknya dia selama ini mempertahankan dan menguatkan hatinya sendiri untuk Joong Won seorang. Gue ambil kesimpulan bahwa disinilah klimaks dari drama ini. Terlebih waktu arwahnya si Joong Won ngirain dia udah mati dan ngomong untuk terakhir kalinya sama Tae Gong Shil, hati gue tersayat banget.
Intinya, sih, ini drama keren dan baru drama inilah yang buat gue suka dengan chemistry yang luar biasa antara sang aktris dan aktor utamanya, sampe gak bisa berpaling dari cerita mereka berdua. Dan selalu marah kalo yang keluar itu karakter lain dan itu bukan mereka.
The Character
Semua karakter dalam drama ini mempunyai kekuatan dan keunikan masing-masing yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Kita mulai aja dari sang aktris utama Gong Hyo Jin yang memerankan karakter Tae Gong Shil dari drama ini, si Matahari Besar (Geum Tae Yang). . .
Gue seneng banget sama sosok Gong Hye Jin di drama ini. Dia hebat banget dalam mendalami karakter Tae Gong Shil yang berantakan, aneh dan terkadang terlihat seperti orang gila, namun tetap cantik tampang dan kepribadiannya. Tae Gong Shil memang adalah penggambaran karakter drama yang unik banget. Dia bisa ngelihat hantu, bicara sama mereka, namun malah itu lah yang buat hidup dia gak tenang dan setiap malam yang ia lewati berantakan karena selalu digangguin oleh para hantu seram itu sampe gak bisa tidur. Namun justru karena keunikannya itu pula yang membuat dirinya menemukan cinta sejatinya, yaitu Joo Joong Won.
So Ji Sub as Joo Joong Won. Gue emang suka dengan aktor cakep yang satu ini sejak nonton filmnya barengan sama Han Hyo Joo, Always a.k.a Only You, The Company Man dan dramanya tahun kemaren Ghost a.k.a Phantom. Gue yang waktu itu patah hati karena gak bisa nyaksiin wajah unyu Ji Chang Wook oppa sempat putus asa juga lalu browsingin drama barunya dia. Waktu gue tahu The Master's Sun adalah drama baru dia, gue mati-matian nabung buat beli ini drama demi mencari sang penyejuk mata. Wkwkwk. Bayangan gue, ini oppa bakal peran cool kayak di film dan drama dia yang sebelumnya tapi.... Hahaha. So Ji Sub kocak banget di drama ini. Perannya buat umur dia seperti masih 20-an. Hahaha. Seneng aja dengan So Ji Sub dan Joo Joong Won ini. Memerankan karakter cowok cool dapet banget mah ini oppa, tapi cowok cool brengsek yang metroseksual, memiliki hati yang hangat, namun angkuh dan keras kepala, sedikit kekanak-kanakan juga. Hahaha. Kocak. Gue suka banget. Beda dengan perannya yang sebelumnya. Tapi, ahhh, malah cowok kayak gini lah yang ditaksir ama si Tae Gong Shil dan bahkan Cha Hee Joo bersaudara. Wahahaa.
Seo In Gook as Kang Woo. Satu kata buat ini cowok 'COOL'. Ya, dia cool banget ya. Gak tau juga sih di kehidupan nyatanya dia seperti apa. Tapi yang gue tahu dari lihat sosoknya, Seo In Guk ini cowok yang cool banget. Karakter Kang Woo yang cool dan macho ini cocok banget buat dia. Tapi waktu dia meranin sosok Kang Woo yang ternyata penakut dengan hantu. Hahaha. Cool-nya ilang seketika. Penting banget posisi Kang Woo di drama ini. Dia bagaikan bumbu penyedap tambahan selain aktris-aktor utama drama ini. Kalo gak ada sosok Seo In Guk dan Kang Woo ini, gue gak tau apa yang bakal terjadi dengan cerita drama ini. Seo In Guk dan Kang Woo, orang ketiga, namun bukan antagonis. Ya, menarik.
Kim Yoo Ri as Tae Yi Ryung (Matahari Kecil). Gue pikir ini cewek bakal bener-bener meranin antagonis yang biasanya berada di antara aktor-aktris utama, tapi nyatanya dia juga adalah salah satu bumbu penyedap tambahan dalam drama ini seperti Seo In Guk. Berperan sebagai orang yang selalu cemburu pada keberuntungan sang aktris utama dan mendapati diri jatuh cinta pada cowok yang nyata-nyata hanya memandang sang aktris utama. Antagonis dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan? Tidak. Kim Yoo Ri hanya merupakan bumbu dalam drama ini agar ceritanya lebih menarik. Uniknya, bukan kepada aktor utama ia jatuh, namun pada sang aktor yang juga berperan sebagai bumbu penyedap lainnya. Karakter cewek populer, cantik, optimis dan penuh obsesi dalam meraih apa yang ia inginkan, karakter antagonis banget. Tapi, don't worry, antagonis yang satu ini unik dan lucu, kok. Hahaha.

Conclusion
Intinya ini drama unik, keren, mantap dan luar biasa. Tema cerita yang sederhana, namun dikembangkan sedemikian rupa dengan baik membuatnya tetap menarik dan gak membosankan di setiap episodenya. Recommended banget buat semua pencinta Korean drama dah. :D
Sekian. . .

-Giovani Trixie S.-








Minggu, 04 Agustus 2013

Hobi or Hobby?!

Wahhhhh.... udah lama sangat gue gak ngeblog lagi, udah sekitar hampir 1 bulanan ya gue gak ngeblog. Ya, banyak faktor yang buat gue gak sempat ngeblog akhir2 ini. Salah satunya karena kesibukan gue ikut baksos dari organisasi kampus selama 1 minggu kemarin di wilayah perbatasan Kalimantan Barat, walaupun gak perbatasan2 amat sih. Hehe...
Okay, untuk posting kali ini gue gak bakal ngebahas soal baksos itu, belum waktunya dan belum ada pikiran buat nulis tentang kegiatan baksos gue itu sih. Hmmmmm. Gue cuma pengen nulis tentang beberapa kegiatan atau "Hobi" atau "Hobby" baru gue disini. Bukan baru sih sebenernya karena gue udah melakoninya sejak gue masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama alias SMP. :D
Okay langsung saja.... :)
Orang2 terkadang menyebutnya dengan sebutan keren dan sekarang malah terkesan sedikit alay "Fotografi". Gue sesungguhnya kurang suka dengan sebutan itu sih dan lebih suka menyebutnya "Kegiatan mengambil gambar secara bebas". Bagus gak? :D Hahahaha, kayaknya malah lebih alay yaa....
Dalam hal ini gue bukanlah orang yang handal, bahkan kamera saja masih pinjaman, ckck. Tapi, bukan berarti gue selalu bermodalkan kamera pinjaman, TIDAK, gue pernah punya kamera dari kamera fujifilm yang masih menggunakan film hingga kamera digital. Untuk DSLR, masih dalam mimpi, duit buat beli belum terkumpul penuh, jadi masih diangan-angan dan lebih sering mengandalkan punya pacar. Wkwkwk.
Gue gak hebat2 amat sih dalam ngambil gambar itu dan gak pernah punya niat buat belajar seperti layaknya para fotografer professional, ya, murni cuma untuk mengabadikan momen doank. Tapi terkadang ada beberapa teman dekat gue yang tertarik buat diambil gambarnya sama gue, terutama para ababil, jadi terkadang gue ambil job juga walaupun sekarang udah gak laku lagi skill gue yang satu ini. Hehe.
Kata beberapa sohib gue sih, gue bisa dikatakan bagus dalam pengambilan momen tapi tidak untuk pengaturan timing waktu yang tepat, bermain di cahaya dan sebagainya. Ya, gue emang masih banyak kekurangan. Jika dibandingkan dengan Papa dan adik kedua gue, gue gak punya bakat alami dalam hal ini. Tapi, tidak menutup kemungkinan klo gue nantinya bisa berkembang. Ada beberapa orang yang sering gue jadikan kelinci percobaan gue dalam berperan mengambil beberapa gambar. Nih, gue tampilin, tapi yang bagus2 aja menurut gue ya.


Model : Anggun Pratiwi
Tanggal Pengambilan Gambar : 22 Februari 2013
Lokasi : Hutan tadah Hujan? samping bank BNI UNTAN, Pontianak, Kal-Bar, Indonesia
Model : Conrad Marau Soeryamassoeka
Tanggal : 2 Januari 2013
Lokasi : Candi Borobudur, Jogyakarta, Indonesia
Model : Sophia Gemma
Tanggal : 2 Januari 2013
Lokasi : Candi Borobudur, Jogyakarta, Indonesia

Model : Dessy Puspita Hadi
Tanggal : 26 Maret 2013
Lokasi : Museum Daerah Kalimantan Barat, Pontianak, Kal-Bar, Indonesia
Model : Selvi Puspita Hadi
Tanggal : 26 Maret 2013
Lokasi : XXI Ayani MegaMall, Pontianak, Kal-Bar, Indonesia
Model : Conrad Marau Soeryamassoeka
Tanggal : 19 Juni 2013
Lokasi : Rumah Radank'ng, Pontianak, Kal-Bar, Indonesia

Model : Wike Johanita
Tanggal : 22 Juni 2013
Lokasi : Hotel Kapuas Palace, Pontianak, Kal-Bar, Indonesia
Model : Conrad, Deden
Tanggal : 25 Mei 2013
Lokasi : Bekas Lap. Golf, GOR Pangsuma, Pontianak, Kal-Bar, Indonesia

Ya, sebenarnya masih banyak sih foto yang pengen gue posting tapi gue takut tar posting gue malah jadi kepanjangan dan membosankan. Hehehe. 
Sejujurnya, gue lebih suka foto-foto natural yang diambil tanpa sengaja, namun memiliki momen tersendiri. Lain kali gue bakal posting2 lagi deh. :D

-Giovani Trixie S.-



 

 






Sabtu, 13 Juli 2013

Jang Ok Jung : Between Fate, Love and Life

Gue baru aja menamatkan drama Jang Ok Jung : Live In Love yang membuat gue semakin penasaran serta tertarik dengan sosok Selir Raja Sukjong yang terkenal sepanjang masa sebagai Selir tercantik sepanjang sejarah Joseon ini, Jang Ok Jung. Kehidupannya sudah diangkat berkali-kali ke dalam berbagai drama sejarah Korea dan juga film layar lebar dan misteri tentang hidupnya memang sungguh amat dikenal. Jika Inggris punya Lady Diana, maka Korea punya Lady Jang Ok Jung atau lebih familiar dengan gelar Jang Hee-bin. Dan drama produksi SBS ini menjadi versi ke-9 yang menggambarkan tentang kehidupan Lady Jang Hee-bin ini sendiri. Walaupun rating drama ini tak begitu baik, tapi drama ini cukup membuat gue terpukau dan penasaran dengan sehebat dan secantik apa Lady Jang ini sendiri. Andaikan gue bisa hidup di jamannya, gue bakal beruntung banget karena bisa ketemu dan melihat wajah dari Jang Hee-bin ini sendiri.
Allright, mari kita langsung saja ke intinya. . .
Perhatian! Postingan di bawah ini merupakan pendapat serta opini dari gue selaku penulis posting ini, harap maklum :D
Jang Ok Jung dan Istana
Menurut catatan sejarahnya, Jang Hee-bin yang memiliki nama kecil Jang Ok Jung, merupakan puteri seorang budak Tuan Jo Sa Seok yang terkenal, Lady Yoon. Yang Mulia juga merupakan keponakan pedagang kaya raya bernama Jang Hyun dan adik perempuan satu-satunya dari Jang Hee Jae. Semua fakta ini tercatat di dalam hampir semua drama tentang dirinya. Lantas, bagaimana Ok Jung bisa bertemu dan menjadi Selir dari Raja Sukjong. Berdasarkan fakta, Pangeran Dongpyung yang merupakan sepupu dari Raja Sukjong yang disingkirkan oleh Ratu Suri Myeongseong karena berdiri di belakang Fraksi Soron saat itu mempromosikan dirinya untuk menjadi pelayan istana di istana Ratu Suri Jangryeol yang telah hidup selama 3 generasi Raja sebelum Sukjong dengan maksud untuk membangkitkan kembali kejayaan Fraksi Soron dalam pemerintahan yang telah dikuasai oleh Fraksi Noron dikepalai oleh Ratu Suri Myeongseong, ibunda Sukjong. Fakta ini tercatat dalam beberapa drama dan film tentang dirinya, namun dalam drama terbarunya Ok Jung dibawa ke dalam istana sebagai pelayan di tempat jahit di bawah Tuan Jo Sa Seok atas permintaan Ratu Suri Jangryeol. Dirinya memang sejak awal dipersiapkan untuk menjadi Selir Sukjong terlebih saat Ratu Ingyeong, isteri pertama Sukjong meninggal karena terserang campak, Fraksi Soron mulai bergerak untuk membawa Ok Jung ke atas tahta. Walaupun awalnya Ratu Suri Myeongseong sangat menentang Ok Jung menjadi Selir Sukjong dengan membawa Puteri Min Yoo Jung, Ratu Inhyeon, ke atas tahta, namun Ok Jung dan Soron memiliki rencana yang membuat Fraksi Noron menyerah juga, yaitu dengan mencuri perhatian Raja lewat cinta dan kasih sayang yang ia berikan dan dengan kepercayaan penuh dari Raja sendiri, ia perlahan mendapatkan apa yang dirinya inginkan.
Ok Jung dan Cinta
Wanita adalah makhluk yang hidup untuk cinta, begitulah Jang Ok Jung. Banyak cerita fiktif bahkan sejarah mengatakan bahwa ia adalah wanita yang sungguh dicintai oleh Raja Sukjong, bahkan hingga hari kematiannya, Sukjong tetap menangis untuk kepergiannya dan hatinya begitu sakit melihat Ok Jung menjalani hukumannya. Apa yang membuat ia begitu berharga bagi Sukjong sendiri? Menurut sejarah, pertemuan pertama Sukjong dan Ok Jung adalah saat Sukjong mengunjungi kediaman Ratu Suri Jangryeol dalam sebuah acara kunjungan keluarga yang mungkin saat itu rutin dilakukan oleh Raja Joseon sebagai rasa penghargaannya kepada para tetua di istana. Sukjong tertarik pada kecantikannya dan lalu menjadikan dirinya seorang Dayang Istana Spesial yang kemudian dipromosikan ke gelar Suk-won, lalu So-ui dan saat melahirkan Pangeran Lee Yoon, dirinya dipromosikan menjadi Hee-bin, hingga beberapa bulan kemudian menjadi Ratu Korea menggantikan Inhyeon yang digulingkan, kemudian selang 4 tahun kemudian dipulihkan menjadi Hee-bin saat Ratu Inhyeon mendapatkan mahkotanya kembali karena merupakan ibu dari Putera Mahkota. Berdasarkan drama dan cerita fiktif tentang dirinya, Sukjong menyukai Ok Jung bukan hanya karena kecantikannya, namun pula karena kecakapannya dalam berbicara dan kepintarannya dalam berpolitik dan Sukjong lebih senang berbagi pendapat tentang politik bersama dengan Ok Jung dibandingkan dengan Ratu Inhyeon yang lebih sering menghabiskan waktu bersama Ratu Suri Myeongseong. Mungkin karena ini lah, dirinya begitu disayangi oleh Sukjong dan dapat ditarik kesimpulan jika Ok Jung bukan hanya cantik, namun juga cerdas.
Ok Jung dan Ambisi
Banyak yang mengungkapkan bahwa ambisinya merupakan titik kehancuran dari Jang Ok Jung yang membuat dirinya ditinggalkan oleh pengikutnya dan bahkan berakhir dengan hukuman mati untuk dirinya. Dilihat dari sejarah dan semua cerita tentang dirinya, tidak ada fakta yang mengungkapkan apa sebenarnya yang membuat Ok Jung begitu berambisi untuk memenangkan posisi Ratu dan Putera Mahkota sebagai miliknya. Namun, gue mempunyai cukup alasan untuk mengatakan bahwa Jang Ok Jung wajar melakukan semua hal itu. Dilihat dari latar belakang hidupnya. Yang membuat stratanya rendah adalah dirinya adalah puteri dari seorang budak yang digosipkan tak memiliki ayah yang jelas, namun jalan terang menuntunnya untuk melangkah jauh menuju strata yang lebih tinggi dan menjadikan dirinya bangsawan yang luar biasa dihargai hingga saat ini. Perhatian dan kasih sayang Sukjong yang besar terhadapnya pada awalnya mungkin tak begitu ia hiraukan, namun sebagai wanita ia akan tetap cemburu dan iri di saat suami yang begitu ia cintai menghabiskan malam bersama wanita lain, di saat-saat inilah mungkin Ok Jung mulai mencintai Sukjong dalam hatinya dan kelak berpikir untuk memonopoli kasih sayang Sukjong terhadap dirinya dengan melahirkan seorang penerus tahta dan bahkan bersanding sebagai Permaisuri Raja dengan menyingkirkan semua halangan yang ada di hadapannya dengan berbagai cara, namun di sisi lain ada pendapat juga yang mengatakan bahwa dirinya merupakan alat dari Fraksi Soron untuk mengembangkan pengaruh mereka dalam istana. Tapi menurut gue pendapat pertama adalah yang paling mungkin. Selanjutnya, nalurinya sebagai seorang Ibu yang harus melindungi anaknya. Posisi Pangeran Lee Yoon yang saat itu merupakan Putera Pertama Sukjong yang memang akan Sukjong limpahi sebagai penerusnya yang sah, sangat ditentang keras oleh Fraksi Noron yang dikepalai oleh Ratu Inhyeon saat itu dengan alasan merupakan putera dari selir kelas rendah. Bisa kita ketahui bagaimana posisi Ok Jung saat itu. Ia begitu frustasi, namun harus tetap kuat demi mempertahankan puteranya yang terancam dikeluarkan dari istana, mungkin di saat itu lah Ok Jung berpikir untuk mulai menggunakan pengaruhnya terhadap Sukjong untuk mempertahankan Puteranya. Ia sebagai seorang Ibu akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan puteranya walaupun itu harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Ok Jung dan Inhyeon
Baik dalam sejarah maupun dramanya permusuhan antara Jang Ok Jung dan Ratu Inhyeon seakan kekal abadi. Seperti 2 lawan abadi yang tak ada habisnya. Bagaimana permusuhan itu bermula? Gue menganggap permusuhan antara Jang Ok Jung dan Ratu Inhyeon itu sepertinya sudah menjadi takdir tersendiri dalam hidup Yang Mulia Jang Hee-bin ini. Dimulai dari kebencian Ratu Suri Myeongseong terhadap dirinya dan lebih menyayangi Ratu Inhyeon. Jika kita melihat secara manusiawi, wanita mana yang tak sakit hati saat dibenci dan dimusuhi oleh ibu mertuanya sendiri dan nyatanya lebih menyayangi wanita lain yang jelas-jelas tak memiliki hak atas itu. Mungkin dari sinilah kebencian Ok Jung terhadap Inhyeon bermula. Ia merasa iri dengan Inhyeon yang mendapat tempat istimewa di dalam hati Ibu Mertuanya itu. Kebencian itu semakin mendalam saat ia tahu Inhyeon yang mendapat peringkat sebagai menantu kesayangan Ratu Suri yang mungkin saat itu besar kepala mulai menyerangnya secara politik dan pribadi. Mungkin. Selanjutnya masalah melahirkan penerus tahta, Ok Jung jelas-jelas akan memenangkan hal kali ini, namun ketakutannya akan haknya sebagai ibu atas Pangeran Lee Yoon direbut membuatnya semakin membenci Inhyeon. Disinilah timbul ambisi dalam kebenciannya terhadap Ratu untuk merebut mahkota Ratu itu sendiri menjadi hanya miliknya. Di dalam banyak drama tentang dirinya yang juga menceritakan bagaimana hebatnya permusuhan antara keduanya memberikan pencitraan tentang Inhyeon yang selalu menjadi Ratu 'innocent' yang tak bisa melawan Ok Jung dengan tangannya sendiri. Mungkin karena ke-innocentan Inhyeon ini lah, Ok Jung merasa lawannya sangat mudah untuk disingkirkan dan memang tanpa Ratu Suri di belakangnya, Inhyeon merupakan lawan yang mudah untuk ditaklukan yang membuat Ok Jung semakin yakin bahwa dirinya bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk memonopoli Sukjong dan Istana.
Ok Jung dan Akhir Kisahnya
Kisah Jang Ok Jung memang begitu populer, luar biasa, dan penuh drama yang begitu membuat gue tergugah. Begitu menarik. Wajar saja, cerita tentang dirinya tak pernah lekang oleh waktu bahkan lebih poluper dibandingkan Selir-selir Raja Joseon lain yang begitu terkenal. Namun tetap saja sebuah kisah pasti memiliki akhirnya, begitu pula dengan cerita Jang Ok Jung. Berdasarkan sejarah dan drama tentang kehidupannya, Jang Ok Jung harus mengakhiri hidupnya dengan meminum racun sebagai hukuman atas dosanya. Ia tertangkap basah sedang menari, bersukaria, berdoa dan menjampi-jampi kematian Ratu Inhyeon oleh pria yang paling ia cintai, Raja Sukjong. Namun, drama versi terbarunya membuat pandangan lain dengan Ok Jung yang difitnah menjampi kematian Inhyeon oleh Selir Sukjong lainnya, Choi Sook-bin. Kemungkinan kedua itu cukup masuk akal mengingat tak ada yang tahu sosok pencitraan sebenarnya dari Lady Choi Sook-bin sendiri yang merupakan bayangan Jang Ok Jung di setiap jalan hidupnya sebelum ia mati. Namun, menurut pandangan gue sendiri Jang Ok Jung sesungguhnya memiliki alasan tersendiri tentang ini. Diketahui, tak berapa lama setelah Ratu Inhyeon kembali ke Istana, Ratu jatuh sakit dengan penyakit yang sangat berbahaya hingga tak ada satu pun tabib pada jaman itu berani mengungkapkan apa penyakit yang sedang Ratu derita. Ok Jung yang saat itu, mungkin, sangat terluka dan sakit hati atas perlakuan Sukjong yang ia anggap tak adil padanya begitu frustasi dan akhirnya dibutakan dengan mengikuti aliran hitam bersama Ibu dan abangnya. Tujuannya hanya satu, menyingkirkan Inhyeon yang ia anggap tak pantas mendapatkan kembali kursi Permaisuri sekaligus untuk memonopoli Sukjong dan Istana. Ok Jung hanya tak ingin dirinya harus kalah seperti ini saja. Ia hanya ingin melindungi apa yang ia anggap menjadi haknya. Namun, hingga akhir dirinya tetaplah wanita yang paling dihormati oleh Sukjong dan mungkin itu semua sudah cukup untuk membuat dirinya memilih pergi dengan cara membunuh dirinya sendiri.
Wanita tegar dan kuat, Jang Ok Jung
Jang Ok Jung sungguh legenda hidup yang luar biasa dari Korea. Siapa yang tak kenal dirinya. Banyak versi mengenai hidupnya entah dari segi protagonist maupun antagonistnya, Jang Ok Jung sungguh luar biasa. Hidupnya, Dirinya, Cintanya, Perjuangannya, Keambisiannya tak pernah lekang oleh waktu. Gue berharap cerita tentang hidupnya tak pernah habis dan akan terus ada Ok Jung-Ok Jung lainnya yang akan kembali menggugah pandangan hidup seluruh wanita di seluruh dunia. Bahwa menjadi seorang wanita sesungguhnya LUAR BIASA.
Jang Hee-bin (Jang Ok Jung) Tomb
Sources : Many Sources

-Giovani Trixie S.-



Minggu, 23 Juni 2013

Smartphone : Antara Smart dan Phone

Di era globalisasi kini, kita tentu dan pasti udah tau tentang 'Smartphone', bukan? Ada banyak sekali handphone yang digelari smartphone masa kini. Mulai dari Blackberry, Blueberry, Redberry, Berry Benka, Android, Andromeda, Androgini, Andry? (Okay, itu nama temen gue), Iphone, Tablet, Pil, Pilkana, dsb. Sungguh sangat banyak jenis smartphone masa kini, namun gue sebagai salah satu orang yang gak begitu mengikuti perkembangan jaman masa kini lebih memilih dan berpihak pada hape senter nan butut gue. Hmmmm. Okay, balik ke inti. Di era globalisasi yang serba canggih ini, manusia dari berbagai kalangan dan umur selalu berlomba-lomba untuk memiliki smartphone yang paling canggih dan paling terbaru. Contohnya keluarga gue pada borong Blackberry dan terus membuat grup 'Family'. Bokap dan Nyokap yang kemaren-kemaren gak tertarik buat pake BB lalu membeli BB, bergabung dengan grup dan mulai ber-smartphone-an. Dan gue pun kemudian dibeliin 1 buah dan harus meninggalkan smartphone gue yang satunya lagi yang telah menjadi almarhum, si android kece, Samsung Galaxy Mini 2.
Di awal pertama gue menggunakan BB, gue gak terlalu bingung seperti saat pertama gue menggunakan android. Tingkat kerumitan BB dan android disinyalir 1:4 (gue rasa cukup). Tapi kerugiannya saat gue memakai BB dan paket gue yang pertama kali aktif gue mulai mengenal dunia BBM (baca: Blackberry Messenger, BUKAN, Bahan Bakar Minyak) yang super alay. Pernah ada seseorang menginvite gue dengan entah display name yang super aneh, contoh :
Saat gue membacanya, gue sama sekali gak mengerti siapa nama dia. Apakah namanya Everything Goes On Naturally. Terus gue harus panggil dia apa? Ever? Thing? Goes? On? Natur? Ally? Ahhhhhhhhhh gue bingung. *jedukinjidatditembok. Selain itu, gue juga pernah di BBM-in dengan bentuk dan jenis kalimat yang begitu aneh dan bahkan sama sekali gak gue mengerti. Contoh :
Saking susahnya dibaca, habis membaca BBM itu, gue kadang2 langsung periksa ke dokter ahli mata takutnya mata gue bermasalah.
Oke, Smartphone adalah handphone penunjang kebutuhan kita dalam segala hal dan akan membantu kita semua untuk lebih mudah dalam berkomunikasi, namun bukan berarti mentang-mentang smartphone penggunanya jadi kelewat smart ataupun kelewat dibego-begoin sama smartphone itu donk. Kita sebagai pengguna haruslah smart yang biasa-biasa aja. Ya..... setaralah dengan smartphonenya, jangan kelewat smart seperti contoh-contoh di atas. BBM ataupun segala fitur chatting di smartphone lainnya sebaiknya digunakan dengan pintar dan tidak melebih-lebihkan, mengingat segala fitur yang ada tersebut adalah fitur penunjang untuk membantu kita dalam berkomunikasi satu sama lain.
Gue sesungguhnya sangat berdosa menulis posting ini, mengingat bokap-nyokap juga adalah pengguna smartphone dan bahkan temen-temen gue juga dan bahkan gue sendiri. Tapi setidaknya gue berharap kita semua jadi sadar (dan tidak alay) dalam menggunakan smartphone (be a smart). Allright! (Ngawur sumpah ini posting)

-Giovani Trixie S.-

Jumat, 21 Juni 2013